Space Ads close

Sponsor Ads

Senin, 18 Juni 2012

“Celotehan Anak Slankers”


“Sang kancil curi laser discnya
Pak tani lupa pasang alarm
Untung TV warnanya nggak ilang
Untung Mobil BMW nya juga nggak dibawa

Kapan-kapan ? semua itu akan terjadi
Entah kapan ? para petani hidup bagai orang di kota”
Sepenggal bait lagu grup band Slank yang berjudul “Pak Tani”. Lagu yang tak asing bagi para Slankers di seluruh bumi pertiwi. Sejenak terdengar asyik sekali lagu ini, penuh distorsi yang membuat kita berjingkrak – jingkrak atau menggoyangkan anggota badan tanpa sadar.
Bagi kaum awam yang kurang peka, mungkin mereka hanya menganggap lagu ini sebagai lagu anak muda slengean, rambut gondrong, tato, celana jeans sobek, dan segala macam label vandalisme kaum anak muda.
Jika kita mau membuka pikiran lebih luas, tentu di dalam lirik lagu tersebut terdapat realitas sosial kehidupan seorang petani yang penuh dengan utophia. Bagaimana mungkin seorang petani di negeri ini bisa hidup layak bergelimang harta di tengah era teknologi yang serba canggih???
“Nggak mungkin, nggak mungkin
Semua itu akan terjadi
103 tahun mungkin
Nggak mungkin, nggak mungkin
Semua itu terjadi
100 tahun lagi mungkin”
Itulah jawaban dari grup band Slank atau “Bagai pungguk merindukan bulan” mungkin pepatah inilah yang sanggup menngambarkannya.
Sangat ironis, di karuniai tanah yang subur curah hujan yang tinggi, seharusnya menjadi keuntungan bagi petani Indonesia untuk memperoleh hasil yang lebih dari petak sawahnya. Apalagi pemerintah menginginkan Indonesia tahan pangan dan gizi 2015. Program ini linier dengan tekad Mentri BUMN, Dahlan Iskan, BUMN bisa memberikan kontribusi terhadap produktifitas sawah agar impor beras bisa dikurangi. Untuk itu pemerintah harus menaikkan kapasitas produksinya (sekedar info dari Kementrian Pertanian: laju peningkatan produksi pangan cenderung melandai dengan rata-rata pertumbuhan kurang satu persen sedangkan pertambahan penduduk sebesar 1,2% setiap tahun) dan harus menyediakan benih atau bibit unggul berkualitas guna mendukung program tersebut. Untuk menuju kearah tersebut, tidak serta merta mengandalakan lahan yang subur dan kondisi iklim yang medukung, tetapi harus di support dengan infrastruktur yang memadai, seperti : infrastuktur distribusi hasil pangan serta kemudahan memperoleh hasil pangan tersebut bagi konsumen. Selain itu pemerintah juga harus menyediakan suplemen bagi para petani untuk kelancaran mengolah sawahnya, seperti modal dan kemudahan memperoleh bibit unggul dan jaminan ketersediaan pupuk bagi para petani. Bukan hanya itu, pemerintah pun wajib meng-upgrade kapasitas petani khususnya para petani kecil yang jumlahnya sekitar 13,7 juta KK di negeri ini, bukan hanya dalam hal pengetahuan, tetapi jtga perlunya menggunakan tenaga mesin atau teknologi agar efektif. (Menurut Kepala Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian pada Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian Astu Unadi, ”Kalau mekanisasi sudah masuk, biaya produksi bisa ditekan lebih rendah sampai 12,5 persen lagi.”) Dan juga pemerintah pun harus memperhatan ancaman yang akan menjadi penghambat dalam usaha untuk merealisasikan program tersebut. Pemerintah tidak hanya berperang melawan faktor iklim dan geografis, seperti global warming dan bencana alam yang datang silih berganti. (Menteri Pertanian Suswono menyatakan saat ini penyediaan pangan secara global menghadapi ketidakpastian masa depan sebagai akibat perubahan iklim dan perdagangan.)
Akan tetapi juga harus tegas sebagai regulator dalam menghadapi ulah nakal para spekulan dan perambah lahan yang dilakukan oleh “para petani beton” di negeri kita. Seperti yang kita ketahui ulah para petani beton (baca:pengembang perumahan, villa, mall, hotel, dll.) mengurangi lahan pertanian kita. Hal ini juga akan berdampak pada ketersediaan lahan pertanian dan juga sumber daya air. (Sekedar info dari Kementrian Pertanian : saat ini tingkat alih fungsí lahan pertanian ke non pertanian (perumahan, perkantoran dll) di Indonesia diperkirakan 106.000 ha/5 th . Kondisi sumber air di Indonesia cukup memperihatinkan, daerah tangkapan air yakni daerah aliran sungai (DAS) kondisi lahannya sangat kritis akibat pembukaaan hutan yang tidak terkendali. Defisit air di Jawa sudah terjadi sejak tahun 1995 dan terus bertambah hingga tahun 2000 telah mencapai 52,8 milyar m3 per tahun. Sejak 10 tahun terakhir terjadi banjir dengan erosi hebat dan ancaman tanah longsor pada musim hujan bergantian dengan kekeringan hebat pada musim kemarau. Bila laju degradasi terus berjalan maka tahun 2015 diperkirakan defisit air di Jawa akan mencapai 14,1 miliar m³ per tahun).
Jika berbagai hal tersebut, pemerintah telah mengantisipasinya atau telah menemukan win – win solution maka tak ayal program mulia Kementrian Pertanian untuk membawa atau menuju Indonesia tahan pangan dan gizi tahun 2015 akan tercapai. Aminnn....
Dan juga, do’a atau impian dari grup band Slank serta para Slankers juga akan terealisasi seperti yang tergambar pada sepenggal lirik lagu “Pak Tani”-nya..........
“Petani bajak sawah pake traktor
Kerja rutin kontrol sawah
Numpak harley ngitung laba panen pake komputer
Ngirim order beras pake helikopter”
Tak perlu menunggu 103 tahun lagi untuk membuat para petani di Indonesia hidup layak, layaknya orang – orang dikota. Semogaa.........
HIDUP PETANI INDONESIA........!!!!!!!
SALAM PLUR..........................!!!!!!!!!!!!!!!

Sabtu, 14 Mei 2011

Mengharapkan Taring Macan Asia itu Kembali

Lagi – lagi Indonesia dipercaya untuk memimpin ASEAN (Association of South East Asian Nations / Perhimpunan Negara – Negara Asia Tenggara). Jika kita flashback, Indonesia telah dua kali menahkodai ASEAN yaitu pada tahun 1976 dan 2003. Menginjak tahun 2011, Indonesia dipercaya kembali memegang kendali memimpin ASEAN melalui Konfrensi Tingkat Tinggi (KTT) XVII ASEAN di Hanoi, Vietnam.
Pada kepemimpinan tahun 1976, Indonesia memfasilitasi pertemuan yang menghasilkan salah satu kesepakatan, yaitu Perjanjian Persahabatan dan Kerjasama, yang salah satu pokoknya adalah saling menghormati sesama anggota dan tidak turut campur urusan dalam negeri anggota lain.
Sedangkan saat memimpin pada tahun 2003, Indonesia memelopori pembentukan tiga pilar ASEAN, yaitu di bidang ekonomi, politik dan sosial-budaya. Ketiga pilar inilah yang dijadikan kerangka untuk mempererat integrasi negara-negara di kawasan Asia Tenggara mulai tahun 2015. Lalu bagaimanakah kepemimpinan Indonesia pada saat ini?? Mengingat setahun yang lalu, tepatnya mulai 1 Januari 2010 telah diberlakukan perdagangan bebas ASEAN – China (ACFTA / Asean – China Free Trade Agreement). Apakah Indonesia bisa mencatatkan sejarah bagi perekonomian bangsa Indonesia pada khususnya, dan ASEAN pada umumnya??
Seperti yang kita ketahui sekarang China telah menjadi negara yang kuat secara ekonomi. Melalui strategi membuka pintu atau politik pintu terbuka yang digulirkan oleh Deng Xiaoping pada tahun 1978 melalui “Reformasi dan Lompatan Jauh Kedepan”, telah menjadikan negara ini sebagai super power yang mampu menyaingi Amerika Serikat hanya dalam beberapa dekade. Tak heran, jika pertumbuhan perekonomian China menembus angka 10% pada tahun 2010 dan dapat mengentaskan lebih dari 200 juta penduduknya dari jurang kemiskinan.
Memang tidak mudah mengimbangi perekonomian China, bagi ASEAN ataupun bagi Indonesia khususnya. Jangankan bersaing dengan China, dengan negara – negara sesama anggota ASEAN pun Indonesia masih tertatih – tatih. Indonesia masih kalah dari Singapura sebagai negara yang mendominasi ekspor ke negara-negara ASEAN yaitu sebesar 40,91%, Malaysia sebesar 20,22%, dan Thailand 16,28%. Bagaimana dengan Indonesia?? Indonesia hanya mampu menguasai pasar ASEAN 12,34%.
Sedangkan dengan China, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), defisit neraca perdagangan nonmigas dengan China pada periode Januari-Oktober 2010 mencapai US$5,3 miliar. Angka itu mengalami peningkatan sebesar US$1,4 miliar dibandingkan periode yang sama tahun 2009 senilai US$3,9 miliar. Nilai eskpor ke China sepanjang perode Januari-Oktober 2010 mencapai US$10,6 miliar, sedangkan impor mencapai US$15,9 miliar. Sementara pada periode yang sama 2009, nilai impor mencapai US$10,8 miliar dan ekspor US$6,9 miliar.
Sebagai Negara dunia ke tiga, Indonesia menjadi pangsa pasar yang sangat prospek bagi negara dunia ke satu, dengan kekuatan capital dan kecanggihan teknologinya sangat mudah bagi negara sebesar China untuk memperluas pangsa pasarnya ke Indonesia. Apalagi dengan diberlakukannya CAFTA, kondisi masyarakat yang konsumtif dan dengan jumlah penduduk yang lebih dari 230juta jiwa, diperparah dengan kurang ketertarikan atau cinta pada produk buatan dalam negeri menjadi faktor yang menguntungkan, tentu momen ini tidak akan di sia – siakan oleh negera pemilik modal, seperti China dan yang lainnya untuk menjajah perekonomian Indonesia.
Untuk menangkal serangan dari negara ke satu seperti China, ada beberapa langkah yang dapat di ambil seperti, menetapkan standar mutu yang baik agar bisa bersaing dengan serbuan barang - barang impor, selain itu juga meningkatkan bargaining position agar Indonesia tidak selalu kalah dalam lobi – lobi yang sarat dengan intervensi dari pihak asing, khususnya dari negara pemilik modal. Jika itu dilaksanakan pemerintah, semoga dengan naiknya Indonesia sebagai Ketua ASEAN 2011, naik pula posisi Indonesia, seperti pada dekade tahun 1980-an yang terkenal sebagai Macan Asia. Amin…

Jumat, 06 Mei 2011

Hari Bahagia buat Si Koruptor

Koruptor akan berpesta pora, bagaimana tidak jika revisi tentang RUU Tipikor benar – benar di sahkan oleh DPR. Hal ini di karenakan ada beberapa poin yang akan membuat semakin langgengnya kasus korupsi yang ada di negeri ini. Hal tersebut terjadi karena DPR secara diam – diam akan merevisi UU No 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Salah satu poin yang akan membuat koruptor tersenyum lebar adalah menghilangnya hukuman mati bagi para koruptor seperti yang tercantum dalam pasal 2 ayat (2) UU No 31/1999. Jika hal ini terjadi maka korupsi akan semakin merajalela karena para koruptor tersebut akan semakin berani atau terang – terangan mengambil uang rakyat. Apalagi jika institusi dan penegak hukum negara kita masih belum kebal virus suap. Apalagi ditambah dengan hilangnya hukuman minimal serta, menurunnya ancaman hukuman minimal satu tahun, padahal sebelumnya antara satu sampai empat tahun sesuai dengan tindak kejahatan yang di lakukan. Jika hal ini dilaksanakan, harus sampai kapan lagi Indonesia terbebas dari korupsi…???
Sebagai wakil rakyat yang bijak, tentunya anggota DPR kita tahu akan kelemahan / akibat yang akan di timbulkan jika poin – poin tersebut di hilangkan. Tidak adanya transparansi membuat banyak pihak menanyakan landasan mengapa DPR merevisi UU tersebut. (Indonesian Corruption Watch (ICW) melaporkan sampai saat ini, bahwa KPK sudah memproses 42 anggota DPR yang tersangkut delapan kasus korupsi. Jika kedelapan kasus ini diproses hingga tuntas, ICW memperkirakan ada lebih dari 100 anggota DPR terjerat). Jika laporan itu memang benar, maka ada ketidakberesan dalam internal DPR. Apakah anggota DPR takut dengan adanya lembaga pimpinan Busyro Muqoddas tersebut..???
Hal itu bukan tidak beralasan karena DPR juga akan menghapus beberapa kewenangan yang dimiliki KPK dalam memberantas korupsi, seperti kewenangan penuntutan dan kewenangan penyadapan. Bukan hanya itu saja, keanehan juga terjadi pada Prolegnas (Program Legislasi Nasional) 2011, RUU KPK itu tiba – tiba terdaftar di nomor empat yang seharusnya berada di nomor urut 79. Ini menandakan bahwa DPR memiliki upaya tersembunyi dalam membubarkan KPK secara perlahan, salah satunya melalui cara menghapus beberapa kewenangan KPK tersebut.
Jika nantinya revisi UU Tipikor tersebut memang benar – benar disahkan, maka lagi – lagi kita memperparah penyakit bangsa ini, berikut juga mempersubur lahan korupsi para tikus – tikus berdasi di negeri ini. Yang tentunya akan disambut suka – cita oleh koruptor – koruptor negeri ini.

Rabu, 04 Mei 2011

GENERASI MUDA, EKSISTENSIMU KINI...............

Kasus mencuatnya tentang kelompok radikal NII (Negara Islam Indonesia) begitu marak diberitakan. Apalagi yang menjadi incaran adalah generasi muda bangsa ini. Generasi yang nanti akan memegang kendali tongkat estafet kepemimpinan bangsa ini.

Seperti yang kita ketahui, dalam buku sejarah dan berbagai literatur lainnya, kaum / generasi muda sangat memegang kendali dalam setiap moment penting bangsa ini. Idealisme serta gejolak jiwa dan semangat berapi – api kaum muda mampu mewarnai sejarah bangsa ini.

Di mulai dari kemerdekaan banga ini, dengan idealisme dan semangat yang berapi – api, kaum muda pada waktu itu yang dipimpin Sukarni, dkk menculik Bung Karno dan Bung Hatta. Mereka mendesak agar segera mengambil langkah yaitu segera mempersiapkan kemerdekaan bangsa ini. Peristiwa tersebut akhirnya di kenal dengan peristiwa Rengasdengklok.

Bukan hanya itu saja, beberapa dekade setelah itu, sebagai warga pergerakan kita tentu kenal dengan Zamroni, Sofjan Wanandi, Cosmas Batubara, dkk yang di kenal dengan angkatan ’66. Sebagai kaum muda pada era itu, yang tergabung dalam KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia) mereka begitu gencar melakukan kritik kepada pemerintah pada waktu itu. Kondisi negara sangat kacau karena didukung oleh kondisi perekonomian yang porak poranda akibat hyper inflatio yang terjadi pada saat itu, serta berkembangnya parpol terlarang yaitu PKI dengan paham komunisnya. Puncak dari aksi mereka adalah mereka melaksanakan longmarch yang disertai dengan tuntutan yang dikenal dengan TRITURA (Tri Tuntutan Rakyat), yang berbunyi (1) bubarkan kabinet, (2) bubarkan PKI, (3) turunkan harga bahan makanan pokok. Walaupun hanya 2 dari 3 tuntutan tersebut yang berhasil dipenuhi oleh pemerintah yaitu, poin (1) dan (2). Hal itu menandakan bergaining position pemuda pada era tersebut begitu di perhitungkan oleh pemerintah. Sampai di situkah???

Tak berhenti disitu, tahun 1998, para pemuda kembali menorehkan sejarah. Kepemimpinan otoriterianisme Orde Baru mampu digulingkan. Tetapi peristiwa itu membawa tumbal yaitu tewasnya Elang Mulya Lesmana dan sejumlah mahasiswa Universitas Trisakti lainnya yang selanjutnya dikenal dengan peristiwa Trisakti. Dari semua itu, para pemudalah yang menjadi penggerak perubahan pada bangsa ini.

Dari terjajah sampai bebas merdeka, dari orde lama ke orde baru, dan orde baru sampai era reformasi saat ini. Lalu bagaimanakah pemuda saat ini????

Pemuda saat ini begitu dibuai dengan globalisasi yang akhirnya akan mengerucut pada westernisasi jika tidak disertai kedalaman pengetahuan agama dan kekokohan iman. Dengan kecanggihan teknologi pada era globalisasi ini yang dapat mengaburkan nilai – nilai kebangsaan, yang nantinya akan berujung pada hedonisme dan degradasi atau distorsi erosi moral pemuda Indonesia. Tak ayal jika saat ini muncul kelompok yang mempunyai fanatisme berlebihan terhadap agama tertentu yang akhirnya meruncing menjadi kelompok extremis kiri atau radikal. Tentu kelompok tersebut paham akan kondisi pemuda saat ini yang mulai kehilangan ghiroh kepemudaannya. Oleh karena itu, sangat gampang jika kelompok seperti NII melancarkan serangan doktrinasi kepada pemuda saat ini. Jika hal ini terus di biarkan, maka akan semakin suburlah kelompok – kelompok semacam NII dan generasi mudalah yang akan menjadi sasaran empuk kelompok tersebut.

Tentu kita tidak ingin generasi muda kita terpengaruh atau terjebak pada hal – hal yang dapat merusak nilai – nilai kebangsaan. Merusak nilai sakral yang terkandung dalam Pancasila. Wallahua’lam bissawab.....

Sabtu, 01 Mei 2010

PENDIDIKAN YANG DI IDAMKAN RAKYAT

Di Indonesia begitu banyak sekolah didirikan baik yang formal, nonformal maupun informal, negeri maupun swata. Bahkan yang bertaraf internasional pun telah banyak didirikan di Indonesia. Tenaga pengajarnya juga mendatangkan dari luar negeri atau lulusan luar negeri. Pemerintah juga telah mengadakan program WAJAR DIKDAS (wajib belajar pendidikan dasar) 9 tahun, serta menganggarkan dana melalui BOS, sekedar informasi pemerintah menganggarkan dana Rp16 triliun untuk Bantuan Operasional Sekolah (BOS) tahun 2009/2010 dan beasiswa bagi yang tidak mampu. Semua ini dilakukan untuk memajukan pendidikan Indonesia. Idealnya, jika hal itu telah dilakukan oleh pemerintah, maka angka putus sekolah serta buta aksara dapat ditekan dan pendidikan di Indonesia dapat bersaing dengan negara – negara maju.



Tetapi kenyataannya, walaupun telah banyak mendirikan sekolah mulai yang berstandart nasional sampai bertaraf internasional pun, masih banyak warga Indonesia yang belum melek huruf. (menurut Bambang Sudibyo, Menteri Pendidikan Nasional, pada Juni 2007 menunjukkan bahwa penduduk Indonesia yang buta huruf adalah 12,24 juta orang, setara dengan 7,49% populasi dan pada tahun 2009 berdasarkan data dari Dirjen Pendidikan Luar Sekolah, angka buta aksara di Indonesia meningkat menjadi 15,04 juta orang.) Program wajar dikdas 9 tahun hanya sebagai formalitas dan tidak ada gunanya.



Biaya pendidikan yang semakin mahal merupakan salah satu faktor penghambat bagi yang kurang mampu untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Seharusnya pemerintah membenahi sektor perekonomian terlebih dahulu, membuka lapangan kerja yang luas agar rakyat bisa hidup sejahtera. Bagaimana bisa membayar uang sekolah, jika harga kebutuhan pokok saja tak kalah mahal dengan biaya pendidikan???

Tidak perlu membangun sekolah yang bertaraf internasional, jika itu hanya dinikmati oleh masyarakat kota yang notabene kaum berada. Lebih baik membangun sekolah sampai ke pelosok agar pendidikan tidak terpusat di kota saja, tetapi masyarakat pelosok pun bisa menikmatinya. Jika daerah pelosok sudah terdapat sekolah – sekolah, langkah selanjutnya adalah pemerataan kualitas. Kualitas lebih baik daripada kuantitas. Tidak ada gunanya kita mendirikan banyak sekolah tetapi kualitas pendidikannya rendah. Jangan hanya di daerah kota saja kita bisa mendapatkan pendidikan yang berkualitas, masyarakat pedalaman punya hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas, sepertu yang termaktub dalam Bab IV Pasal 5 ayat 1 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan, "Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu." Pemerintah juga tidak perlu repot – repot mendatangkan tenaga pengajar dari luar negeri, karena sesungguhnya tenaga pengajar yang ada di negeri kita sudah bisa bersaing dengan tenaga pengajar asing.

Mungkin yang perlu dicontoh dari negara – negara maju adalah sistem pendidikannya, agar pendidikan kita tidak katrok, tidak kuno atau tidak tradisional. Karena pendidikan sangat dinamis, dapat berubah sesuai tuntutan zaman. Pendidikan sangatlah penting bagi kita sebagai individu maupun bagi negara. Tidak ada suatu negara maju tanpa diimbangi dengan pendidikan yang berkualitas. Oleh karena itu, peran pemerintah sangat penting agar aset negara yang bernama pendidikan ini bisa bersaing dengan negara – negara maju.

Minggu, 11 April 2010

RTAR XXV

06 April 2010

Sebagai sebuah organisasi, regenerasi adalah suatu hal yang penting demi kelangsungan hidup sebuah organisasi. Tanpa adanya proses regenerasi, sebuah organisasi tidak akan bertahan lama. Begitu juga PMII, khususnya PMII Rayon Ekonomi Universitas Jember, yang telah mengadakan acara penting untuk proses regenerasi kepengurusanya. Acara tersebut biasa disebut RTAR (Rapat Tahunan Anggota Rayon). RTAR PMII Rayon Ekonomi ini telah menginjak usia yang ke-25, artinya PMII Rayon Ekonomi telah berganti kepengurusan selama 25 kali. Itu menandakan bahwa PMII Rayon Ekonomi masih tetap eksis dalam era globalisasi ini.

Di dalam RTAR ini, kita akan menemukan banyak ide dan gagasan untuk membangun PMII Rayon Ekonomi lebih maju. Tujuan utama RTAR ini dilaksanakan bukan hanya sebagai regenerasi kepengurusan saja, tetapi juga agar anggota atau kader-kader PMII Rayon Ekonomi mempunyai pemikiran-pemikiran yang kritis dan cemerlang untuk PMII Rayon Ekonomi ke depannya. Oleh sebab itu, tidak salah jika RTAR ini disebut sebagai forum demokrasi atau miniatur demokrasi karena dalam acara tersebut banyak terjadi pertarugan ide dan gagasan untuk membawa PMII Rayon Ekonomi ke arah yang lebih baik.
Dalam forum demokrasi ini, nantinya akan di bahas sidang-sidang, seperti : sidang tata tertib RTAR, sidang LPJ, sidang komisi, sidang pleno komisi, sidang tata tertib pemilihan, dan yang terakhir dan yang paling ditunggu-tunggu adalah proses pemilihan ketua umum yang baru.

Sidang Tata tertib RTAR akan membahas tentang tata tertib RTAR, di dalam sidang ini akan diputuskan mekanisme-mekanisme secara teknis atau biasa disebut kontak forum agar acara RTAR ini berjalan dengan lancar dan tertib. Setelah sidang tata tertib RTAR, sidang berikutnya adalah sidang LPJ. Dalam sidang inilah, pengurus harus mempertanggung jawabkan kepengurusannya selama satu periode kepengurusan. Peserta sidang nantinya akan di beri kesempatan bertanya kepada pengurus. Dalam hal ini biasanya pengurus ketar-ketir karena apakah Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ)nya diterima ataukah di tolak. Yang berhak menerima atau menolak adalah peserta sidang, melalui musyawarah mufakat. Setelah sidang LPJ selesai, berlanjut ke sidang komisi. Di sidang komisi ini, kita akan di bagi beberapa kelompok untuk merekomendasikan apa saja yang telah diputuskan dalam komisi masing-masing. Pembentukan komisi disesuaikan dengan kebutuhan. Dalam RTAR XXV ada 6 komisi, yaitu : komisi kaderisasi, komisi keislaman, komisi pengembangan wacana, komisi gerakan, komisi keorganisasian, dan komisi rekomendasi. Setelah sidang komisi selesai, sidang selanjutnya adalah sidang pleno komisi. Dalam sidang ini, semua komisi disatukan dalam satu forum untuk merekomendasikan apa saja yang telah dirumuskan oleh komisi masing-masing, apakah nantinya akan disetujui atau tidak. Sidang pleno komisi ini akan merumuskan usulan-usulan dari semua komisi, dan yang nantinya akan menjadi rekomendasi untuk rayon kedepan. Sidang selanjutnya adalah sidang tata tertib pemilihan, dalam sidang ini akan membahas mengenai tata cara pemilihan untuk menjadi ketua umum. Setelah sidang tata tertib pemilihan, kita akan sampai pada puncak acara, yaitu : pemilihan ketua umum.

MASA DEPAN PMII RAYON EKONOMI

06 April 2010

RTAR XXV PMII Rayon Ekonomi Universitas Jember telah usai. Kepengurusan periode 2009/2010 yang di pimpin oleh sahabat Anjar Prasetian telah berakhir masa purna baktinya. Kini saatnya PMII Rayon Ekonomi membuka lembaran baru. Lembaran dimana kepengurusan periode 2010/2011 dibawah komando sahabat M. Subahillah yang akan membawa masa depan PMII Rayon Ekonomi ke depan.

Sesuai dengan salah satu visi dan misi saat prosesi debat kandidat, yaitu akan menjadikan PMII Rayon Ekonomi sebagai episentrum gerakan, di Jember pada khususnya, dan di luar Jember pada umumnya. Jika kita sejenak berpikir lebih dalam lagi, sunggguh visi dan misi ini sangat baik bagi PMII Rayon Ekonomi ke depan. Untuk menjalankan visi dan misi itu, tidak hanya membutuhkan pengurus yang solid, tapi juga anggota atau kader yang kompak.

Tapi bila kita melihat pada realita, tentu visi dan misi ini sangatlah membutuhkan perjuangan ekstra untuk menjalankannya. Seperti yang kita ketahui, banyak sekali anggota atau kader PMII Rayon Ekonomi satu per satu yang mulai mrotoli (meninggalkan) tanpa alasan/sebab yang jelas. Kurangnya ikatan emosional di antara anggota maupun kader, sehingga menyebabkan anggota atau kader PMII Rayon Ekonomi kurang loyal dan solid. Ini terbukti dengan terjadinya konflik dalam angkatan. Adanya anggota atau kader yang membelot dan menjadi duri dalam daging dalam tubuh organisasi PMII, khususnya PMII Rayon Ekonomi.

Dalam sebuah organisasi, kita membutuhkan anggota atau kader yang tidak hanya solid dan loyal, tetapi juga anggota atau kader yang militansi. Ini berguna agar anggota atau kader PMII, khususnya PMII Rayon Ekonomi tidak hanya jago kandang, tetapi juga mampu berbuat banyak untuk masyarakat Jember pada khususnya, dan masyarakat luar Jember pada umumnya. Jika hal itu sudah dilakukan oleh PMII Rayon Ekonomi, dengan semangat tangan terkepal dan maju ke muka, bukan tidak mungkin lagi visi dan misi yang digagas oleh ketua umum kita yang baru akan tercapai.

SELAMAT ATAS TERPILIHNYA KETUA UMUM PMII RAYON EKONOMI UNIVERSITAS JEMBER PERIODE 2010/2011.

SEMOGA SAHABAT M. SUBAHILLAH SEBAGAI KETUA UMUM PERIODE 2010/2011 BISA MEMBAWA MASA DEPAN PMII RAYON EKONOMI LEBIH BAIK DARI PERIODE SEBELUMNYA SESUAI DENGAN VISI DAN MISI YANG DIGAGASNYA. AMIEN………!!!

SALAM PERGERAKAN……!!!!!!!!!!