tag:blogger.com,1999:blog-80652270429645677112024-02-20T05:14:31.104-08:00fkhaqqi blogFiqi Karimul Haqqihttp://www.blogger.com/profile/06268087917385699309noreply@blogger.comBlogger10125tag:blogger.com,1999:blog-8065227042964567711.post-46018372902715614062012-06-18T06:50:00.000-07:002012-06-18T06:51:45.238-07:00“Celotehan Anak Slankers”<link href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CClient%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_filelist.xml" rel="File-List"></link><link href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CClient%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_themedata.thmx" rel="themeData"></link><link href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CClient%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_colorschememapping.xml" rel="colorSchemeMapping"></link>
<m:smallfrac m:val="off">
<m:dispdef>
<m:lmargin m:val="0">
<m:rmargin m:val="0">
<m:defjc m:val="centerGroup">
<m:wrapindent m:val="1440">
<m:intlim m:val="subSup">
<m:narylim m:val="undOvr">
</m:narylim></m:intlim>
</m:wrapindent><style>
<!--
/* Font Definitions */
@font-face
{font-family:"Cambria Math";
panose-1:2 4 5 3 5 4 6 3 2 4;
mso-font-charset:0;
mso-generic-font-family:roman;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:-1610611985 1107304683 0 0 159 0;}
@font-face
{font-family:Calibri;
panose-1:2 15 5 2 2 2 4 3 2 4;
mso-font-charset:0;
mso-generic-font-family:swiss;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:-1610611985 1073750139 0 0 159 0;}
/* Style Definitions */
p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal
{mso-style-unhide:no;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
margin-top:0cm;
margin-right:0cm;
margin-bottom:10.0pt;
margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:Calibri;
mso-fareast-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;
mso-ansi-language:IN;}
p
{mso-style-priority:99;
mso-margin-top-alt:auto;
margin-right:0cm;
mso-margin-bottom-alt:auto;
margin-left:0cm;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
font-family:"Times New Roman","serif";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";}
.MsoChpDefault
{mso-style-type:export-only;
mso-default-props:yes;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:Calibri;
mso-fareast-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;
mso-ansi-language:IN;}
.MsoPapDefault
{mso-style-type:export-only;
margin-bottom:10.0pt;
line-height:115%;}
@page Section1
{size:595.3pt 841.9pt;
margin:72.0pt 72.0pt 72.0pt 72.0pt;
mso-header-margin:35.4pt;
mso-footer-margin:35.4pt;
mso-paper-source:0;}
div.Section1
{page:Section1;}
-->
</style>
</m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac><br />
<div class="MsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: small;"><i>“Sang kancil curi laser discnya<br />
Pak tani lupa pasang alarm<br />
Untung TV warnanya nggak ilang<br />
Untung Mobil BMW nya juga nggak dibawa<span style="background-color: lime;"></span><br />
<br />
Kapan-kapan ? semua itu akan terjadi<br />
Entah kapan ? para petani hidup bagai orang di kota”</i><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Sepenggal bait lagu grup band Slank yang berjudul
“Pak Tani”. Lagu yang tak asing bagi para Slankers di seluruh bumi pertiwi.
Sejenak terdengar asyik sekali lagu ini, penuh distorsi yang membuat kita
berjingkrak – jingkrak atau menggoyangkan anggota badan tanpa sadar.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Bagi kaum awam yang kurang peka, mungkin mereka
hanya menganggap lagu ini sebagai lagu anak muda slengean, rambut gondrong,
tato, celana jeans sobek, dan segala macam label vandalisme kaum anak muda.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Jika kita mau membuka pikiran lebih luas, tentu di
dalam lirik lagu tersebut terdapat realitas sosial kehidupan seorang petani
yang penuh dengan utophia. Bagaimana mungkin seorang petani di negeri ini bisa
hidup layak bergelimang harta di tengah era teknologi yang serba canggih??? <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: small;"><i>“Nggak mungkin, nggak mungkin <br />
Semua itu akan terjadi<br />
103 tahun mungkin<br />
Nggak mungkin, nggak mungkin<br />
Semua itu terjadi<br />
100 tahun lagi mungkin”<o:p></o:p></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Itulah jawaban dari grup band Slank atau “Bagai
pungguk merindukan bulan” mungkin pepatah inilah yang sanggup menngambarkannya.<o:p></o:p></span></div>
<div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 115%; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="line-height: 115%;">Sangat ironis, di karuniai tanah yang subur curah hujan yang
tinggi, seharusnya menjadi keuntungan bagi petani Indonesia untuk memperoleh
hasil yang lebih dari petak sawahnya. Apalagi pemerintah menginginkan Indonesia
tahan pangan dan gizi 2015. Program ini linier dengan tekad Mentri BUMN, Dahlan
Iskan, BUMN bisa memberikan kontribusi terhadap produktifitas sawah agar impor
beras bisa dikurangi. Untuk itu pemerintah harus menaikkan kapasitas
produksinya <i>(sekedar info dari Kementrian
Pertanian: laju peningkatan produksi pangan cenderung melandai dengan rata-rata
pertumbuhan kurang satu persen sedangkan pertambahan penduduk sebesar 1,2%
setiap tahun)</i> dan harus menyediakan benih atau bibit unggul berkualitas
guna mendukung program tersebut. Untuk menuju kearah tersebut, tidak serta
merta mengandalakan lahan yang subur dan kondisi iklim yang medukung, tetapi
harus di support dengan infrastruktur yang memadai, seperti : infrastuktur
distribusi hasil pangan serta kemudahan memperoleh hasil pangan tersebut bagi
konsumen. Selain itu pemerintah juga harus menyediakan suplemen bagi para
petani untuk kelancaran mengolah sawahnya, seperti modal dan kemudahan
memperoleh bibit unggul dan jaminan ketersediaan pupuk bagi para petani. Bukan
hanya itu, pemerintah pun wajib meng-upgrade kapasitas petani khususnya para
petani kecil yang jumlahnya sekitar 13,7 juta KK di negeri ini, bukan hanya
dalam hal pengetahuan, tetapi jtga perlunya menggunakan tenaga mesin atau
teknologi agar efektif. (<i>Menurut Kepala
Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian pada Badan Penelitian
dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian Astu Unadi, ”Kalau mekanisasi
sudah masuk, biaya produksi bisa ditekan lebih rendah sampai 12,5 persen lagi.”)
</i>Dan juga pemerintah pun harus memperhatan ancaman yang akan menjadi
penghambat dalam usaha untuk merealisasikan program tersebut. Pemerintah tidak
hanya berperang melawan faktor iklim dan geografis, seperti global warming dan
bencana alam yang datang silih berganti. <i>(Menteri
Pertanian Suswono menyatakan saat ini penyediaan pangan secara global
menghadapi ketidakpastian masa depan sebagai akibat perubahan iklim dan
perdagangan.)</i><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Akan tetapi juga harus tegas sebagai regulator dalam
menghadapi ulah nakal para spekulan dan perambah lahan yang dilakukan
oleh <i>“para petani beton”</i> di negeri
kita. Seperti yang kita ketahui ulah <i>para
petani beton</i> (baca:pengembang perumahan, villa, mall, hotel, dll.)
mengurangi lahan pertanian kita. Hal ini juga akan berdampak pada ketersediaan
lahan pertanian dan juga sumber daya air. <i>(</i><i>Sekedar info dari Kementrian
Pertanian : saat ini tingkat alih fungsí lahan pertanian ke non pertanian
(perumahan, perkantoran dll) di Indonesia diperkirakan 106.000 ha/5 th .
Kondisi sumber air di Indonesia cukup memperihatinkan, daerah tangkapan air
yakni daerah aliran sungai (DAS) kondisi lahannya sangat kritis akibat
pembukaaan hutan yang tidak terkendali. Defisit air di Jawa sudah terjadi sejak
tahun 1995 dan terus bertambah hingga tahun 2000 telah mencapai 52,8 milyar m3
per tahun. Sejak 10 tahun terakhir terjadi banjir dengan erosi hebat dan
ancaman tanah longsor pada musim hujan bergantian dengan kekeringan hebat pada
musim kemarau. Bila laju degradasi terus berjalan maka tahun 2015 diperkirakan
defisit air di Jawa akan mencapai 14,1 miliar m³ per tahun).</i><i><o:p></o:p></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Jika
berbagai hal tersebut, pemerintah telah mengantisipasinya atau telah menemukan
win – win solution maka tak ayal program mulia Kementrian Pertanian untuk
membawa atau menuju Indonesia tahan pangan dan gizi tahun 2015 akan tercapai. Aminnn.... <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Dan juga,
do’a atau impian dari grup band Slank serta para Slankers juga akan terealisasi
seperti yang tergambar pada sepenggal lirik lagu “Pak Tani”-nya..........<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">
<span style="font-size: small;"><i>“Petani bajak sawah pake traktor<br />
Kerja rutin kontrol sawah<br />
Numpak harley ngitung laba panen pake komputer<br />
Ngirim order beras pake helikopter” <o:p></o:p></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Tak perlu menunggu 103 tahun lagi untuk membuat para
petani di Indonesia hidup layak, layaknya orang – orang dikota.
Semogaa......... <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">HIDUP PETANI INDONESIA........!!!!!!!<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; font-size: small;">SALAM PLUR..........................!!!!!!!!!!!!!!!</span><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=8065227042964567711" name="_GoBack"></a><o:p></o:p></span></div>Fiqi Karimul Haqqihttp://www.blogger.com/profile/06268087917385699309noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8065227042964567711.post-63760748778948873182011-05-14T23:08:00.000-07:002011-05-14T23:14:58.519-07:00Mengharapkan Taring Macan Asia itu KembaliLagi – lagi Indonesia dipercaya untuk memimpin ASEAN (Association of South East Asian Nations / Perhimpunan Negara – Negara Asia Tenggara). Jika kita flashback, Indonesia telah dua kali menahkodai ASEAN yaitu pada tahun 1976 dan 2003. Menginjak tahun 2011, Indonesia dipercaya kembali memegang kendali memimpin ASEAN melalui Konfrensi Tingkat Tinggi (KTT) XVII ASEAN di Hanoi, Vietnam.<br />Pada kepemimpinan tahun 1976, Indonesia memfasilitasi pertemuan yang menghasilkan salah satu kesepakatan, yaitu Perjanjian Persahabatan dan Kerjasama, yang salah satu pokoknya adalah saling menghormati sesama anggota dan tidak turut campur urusan dalam negeri anggota lain. <br />Sedangkan saat memimpin pada tahun 2003, Indonesia memelopori pembentukan tiga pilar ASEAN, yaitu di bidang ekonomi, politik dan sosial-budaya. Ketiga pilar inilah yang dijadikan kerangka untuk mempererat integrasi negara-negara di kawasan Asia Tenggara mulai tahun 2015. Lalu bagaimanakah kepemimpinan Indonesia pada saat ini?? Mengingat setahun yang lalu, tepatnya mulai 1 Januari 2010 telah diberlakukan perdagangan bebas ASEAN – China (ACFTA / Asean – China Free Trade Agreement). Apakah Indonesia bisa mencatatkan sejarah bagi perekonomian bangsa Indonesia pada khususnya, dan ASEAN pada umumnya?? <br />Seperti yang kita ketahui sekarang China telah menjadi negara yang kuat secara ekonomi. Melalui strategi membuka pintu atau politik pintu terbuka yang digulirkan oleh Deng Xiaoping pada tahun 1978 melalui “Reformasi dan Lompatan Jauh Kedepan”, telah menjadikan negara ini sebagai super power yang mampu menyaingi Amerika Serikat hanya dalam beberapa dekade. Tak heran, jika pertumbuhan perekonomian China menembus angka 10% pada tahun 2010 dan dapat mengentaskan lebih dari 200 juta penduduknya dari jurang kemiskinan.<br />Memang tidak mudah mengimbangi perekonomian China, bagi ASEAN ataupun bagi Indonesia khususnya. Jangankan bersaing dengan China, dengan negara – negara sesama anggota ASEAN pun Indonesia masih tertatih – tatih. Indonesia masih kalah dari Singapura sebagai negara yang mendominasi ekspor ke negara-negara ASEAN yaitu sebesar 40,91%, Malaysia sebesar 20,22%, dan Thailand 16,28%. Bagaimana dengan Indonesia?? Indonesia hanya mampu menguasai pasar ASEAN 12,34%. <br />Sedangkan dengan China, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), defisit neraca perdagangan nonmigas dengan China pada periode Januari-Oktober 2010 mencapai US$5,3 miliar. Angka itu mengalami peningkatan sebesar US$1,4 miliar dibandingkan periode yang sama tahun 2009 senilai US$3,9 miliar. Nilai eskpor ke China sepanjang perode Januari-Oktober 2010 mencapai US$10,6 miliar, sedangkan impor mencapai US$15,9 miliar. Sementara pada periode yang sama 2009, nilai impor mencapai US$10,8 miliar dan ekspor US$6,9 miliar.<br />Sebagai Negara dunia ke tiga, Indonesia menjadi pangsa pasar yang sangat prospek bagi negara dunia ke satu, dengan kekuatan capital dan kecanggihan teknologinya sangat mudah bagi negara sebesar China untuk memperluas pangsa pasarnya ke Indonesia. Apalagi dengan diberlakukannya CAFTA, kondisi masyarakat yang konsumtif dan dengan jumlah penduduk yang lebih dari 230juta jiwa, diperparah dengan kurang ketertarikan atau cinta pada produk buatan dalam negeri menjadi faktor yang menguntungkan, tentu momen ini tidak akan di sia – siakan oleh negera pemilik modal, seperti China dan yang lainnya untuk menjajah perekonomian Indonesia. <br />Untuk menangkal serangan dari negara ke satu seperti China, ada beberapa langkah yang dapat di ambil seperti, menetapkan standar mutu yang baik agar bisa bersaing dengan serbuan barang - barang impor, selain itu juga meningkatkan bargaining position agar Indonesia tidak selalu kalah dalam lobi – lobi yang sarat dengan intervensi dari pihak asing, khususnya dari negara pemilik modal. Jika itu dilaksanakan pemerintah, semoga dengan naiknya Indonesia sebagai Ketua ASEAN 2011, naik pula posisi Indonesia, seperti pada dekade tahun 1980-an yang terkenal sebagai Macan Asia. Amin…Fiqi Karimul Haqqihttp://www.blogger.com/profile/06268087917385699309noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8065227042964567711.post-76553382216340798832011-05-06T00:07:00.000-07:002011-05-06T00:19:41.271-07:00Hari Bahagia buat Si KoruptorKoruptor akan berpesta pora, bagaimana tidak jika revisi tentang RUU Tipikor benar – benar di sahkan oleh DPR. Hal ini di karenakan ada beberapa poin yang akan membuat semakin langgengnya kasus korupsi yang ada di negeri ini. Hal tersebut terjadi karena DPR secara diam – diam akan merevisi UU No 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).<br />Salah satu poin yang akan membuat koruptor tersenyum lebar adalah menghilangnya hukuman mati bagi para koruptor seperti yang tercantum dalam pasal 2 ayat (2) UU No 31/1999. Jika hal ini terjadi maka korupsi akan semakin merajalela karena para koruptor tersebut akan semakin berani atau terang – terangan mengambil uang rakyat. Apalagi jika institusi dan penegak hukum negara kita masih belum kebal virus suap. Apalagi ditambah dengan hilangnya hukuman minimal serta, menurunnya ancaman hukuman minimal satu tahun, padahal sebelumnya antara satu sampai empat tahun sesuai dengan tindak kejahatan yang di lakukan. Jika hal ini dilaksanakan, harus sampai kapan lagi Indonesia terbebas dari korupsi…???<br />Sebagai wakil rakyat yang bijak, tentunya anggota DPR kita tahu akan kelemahan / akibat yang akan di timbulkan jika poin – poin tersebut di hilangkan. Tidak adanya transparansi membuat banyak pihak menanyakan landasan mengapa DPR merevisi UU tersebut. (Indonesian Corruption Watch (ICW) melaporkan sampai saat ini, bahwa KPK sudah memproses 42 anggota DPR yang tersangkut delapan kasus korupsi. Jika kedelapan kasus ini diproses hingga tuntas, ICW memperkirakan ada lebih dari 100 anggota DPR terjerat). Jika laporan itu memang benar, maka ada ketidakberesan dalam internal DPR. Apakah anggota DPR takut dengan adanya lembaga pimpinan Busyro Muqoddas tersebut..???<br />Hal itu bukan tidak beralasan karena DPR juga akan menghapus beberapa kewenangan yang dimiliki KPK dalam memberantas korupsi, seperti kewenangan penuntutan dan kewenangan penyadapan. Bukan hanya itu saja, keanehan juga terjadi pada Prolegnas (Program Legislasi Nasional) 2011, RUU KPK itu tiba – tiba terdaftar di nomor empat yang seharusnya berada di nomor urut 79. Ini menandakan bahwa DPR memiliki upaya tersembunyi dalam membubarkan KPK secara perlahan, salah satunya melalui cara menghapus beberapa kewenangan KPK tersebut.<br />Jika nantinya revisi UU Tipikor tersebut memang benar – benar disahkan, maka lagi – lagi kita memperparah penyakit bangsa ini, berikut juga mempersubur lahan korupsi para tikus – tikus berdasi di negeri ini. Yang tentunya akan disambut suka – cita oleh koruptor – koruptor negeri ini.Fiqi Karimul Haqqihttp://www.blogger.com/profile/06268087917385699309noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8065227042964567711.post-87811881868729888392011-05-04T07:54:00.000-07:002011-05-04T07:57:03.927-07:00GENERASI MUDA, EKSISTENSIMU KINI...............Kasus mencuatnya tentang kelompok radikal NII (Negara Islam Indonesia) begitu marak diberitakan. Apalagi yang menjadi incaran adalah generasi muda bangsa ini. Generasi yang nanti akan memegang kendali tongkat estafet kepemimpinan bangsa ini.<br /><br />Seperti yang kita ketahui, dalam buku sejarah dan berbagai literatur lainnya, kaum / generasi muda sangat memegang kendali dalam setiap moment penting bangsa ini. Idealisme serta gejolak jiwa dan semangat berapi – api kaum muda mampu mewarnai sejarah bangsa ini.<br /><br />Di mulai dari kemerdekaan banga ini, dengan idealisme dan semangat yang berapi – api, kaum muda pada waktu itu yang dipimpin Sukarni, dkk menculik Bung Karno dan Bung Hatta. Mereka mendesak agar segera mengambil langkah yaitu segera mempersiapkan kemerdekaan bangsa ini. Peristiwa tersebut akhirnya di kenal dengan peristiwa Rengasdengklok.<br /><br />Bukan hanya itu saja, beberapa dekade setelah itu, sebagai warga pergerakan kita tentu kenal dengan Zamroni, Sofjan Wanandi, Cosmas Batubara, dkk yang di kenal dengan angkatan ’66. Sebagai kaum muda pada era itu, yang tergabung dalam KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia) mereka begitu gencar melakukan kritik kepada pemerintah pada waktu itu. Kondisi negara sangat kacau karena didukung oleh kondisi perekonomian yang porak poranda akibat hyper inflatio yang terjadi pada saat itu, serta berkembangnya parpol terlarang yaitu PKI dengan paham komunisnya. Puncak dari aksi mereka adalah mereka melaksanakan longmarch yang disertai dengan tuntutan yang dikenal dengan TRITURA (Tri Tuntutan Rakyat), yang berbunyi (1) bubarkan kabinet, (2) bubarkan PKI, (3) turunkan harga bahan makanan pokok. Walaupun hanya 2 dari 3 tuntutan tersebut yang berhasil dipenuhi oleh pemerintah yaitu, poin (1) dan (2). Hal itu menandakan bergaining position pemuda pada era tersebut begitu di perhitungkan oleh pemerintah. Sampai di situkah???<br /><br />Tak berhenti disitu, tahun 1998, para pemuda kembali menorehkan sejarah. Kepemimpinan otoriterianisme Orde Baru mampu digulingkan. Tetapi peristiwa itu membawa tumbal yaitu tewasnya Elang Mulya Lesmana dan sejumlah mahasiswa Universitas Trisakti lainnya yang selanjutnya dikenal dengan peristiwa Trisakti. Dari semua itu, para pemudalah yang menjadi penggerak perubahan pada bangsa ini.<br /><br />Dari terjajah sampai bebas merdeka, dari orde lama ke orde baru, dan orde baru sampai era reformasi saat ini. Lalu bagaimanakah pemuda saat ini????<br /><br />Pemuda saat ini begitu dibuai dengan globalisasi yang akhirnya akan mengerucut pada westernisasi jika tidak disertai kedalaman pengetahuan agama dan kekokohan iman. Dengan kecanggihan teknologi pada era globalisasi ini yang dapat mengaburkan nilai – nilai kebangsaan, yang nantinya akan berujung pada hedonisme dan degradasi atau distorsi erosi moral pemuda Indonesia. Tak ayal jika saat ini muncul kelompok yang mempunyai fanatisme berlebihan terhadap agama tertentu yang akhirnya meruncing menjadi kelompok extremis kiri atau radikal. Tentu kelompok tersebut paham akan kondisi pemuda saat ini yang mulai kehilangan ghiroh kepemudaannya. Oleh karena itu, sangat gampang jika kelompok seperti NII melancarkan serangan doktrinasi kepada pemuda saat ini. Jika hal ini terus di biarkan, maka akan semakin suburlah kelompok – kelompok semacam NII dan generasi mudalah yang akan menjadi sasaran empuk kelompok tersebut.<br /><br />Tentu kita tidak ingin generasi muda kita terpengaruh atau terjebak pada hal – hal yang dapat merusak nilai – nilai kebangsaan. Merusak nilai sakral yang terkandung dalam Pancasila. Wallahua’lam bissawab.....Fiqi Karimul Haqqihttp://www.blogger.com/profile/06268087917385699309noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8065227042964567711.post-84297311192591592232010-05-01T09:23:00.000-07:002012-06-18T06:54:48.673-07:00PENDIDIKAN YANG DI IDAMKAN RAKYATDi Indonesia begitu banyak sekolah didirikan baik yang formal, nonformal maupun informal, negeri maupun swata. Bahkan yang bertaraf internasional pun telah banyak didirikan di Indonesia. Tenaga pengajarnya juga mendatangkan dari luar negeri atau lulusan luar negeri. Pemerintah juga telah mengadakan program WAJAR DIKDAS (wajib belajar pendidikan dasar) 9 tahun, serta menganggarkan dana melalui BOS, sekedar informasi pemerintah menganggarkan dana Rp16 triliun untuk Bantuan Operasional Sekolah (BOS) tahun 2009/2010 dan beasiswa bagi yang tidak mampu. Semua ini dilakukan untuk memajukan pendidikan Indonesia. Idealnya, jika hal itu telah dilakukan oleh pemerintah, maka angka putus sekolah serta buta aksara dapat ditekan dan pendidikan di Indonesia dapat bersaing dengan negara – negara maju. <br />
<br />
<br />
<br />
Tetapi kenyataannya, walaupun telah banyak mendirikan sekolah mulai yang berstandart nasional sampai bertaraf internasional pun, masih banyak warga Indonesia yang belum melek huruf. (menurut Bambang Sudibyo, Menteri Pendidikan Nasional, pada Juni 2007 menunjukkan bahwa penduduk Indonesia yang buta huruf adalah 12,24 juta orang, setara dengan 7,49% populasi dan pada tahun 2009 berdasarkan data dari Dirjen Pendidikan Luar Sekolah, angka buta aksara di Indonesia meningkat menjadi 15,04 juta orang.) Program wajar dikdas 9 tahun hanya sebagai formalitas dan tidak ada gunanya. <br />
<br />
<br />
<br />
Biaya pendidikan yang semakin mahal merupakan salah satu faktor penghambat bagi yang kurang mampu untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Seharusnya pemerintah membenahi sektor perekonomian terlebih dahulu, membuka lapangan kerja yang luas agar rakyat bisa hidup sejahtera. Bagaimana bisa membayar uang sekolah, jika harga kebutuhan pokok saja tak kalah mahal dengan biaya pendidikan???<br />
<br />
Tidak perlu membangun sekolah yang bertaraf internasional, jika itu hanya dinikmati oleh masyarakat kota yang notabene kaum berada. Lebih baik membangun sekolah sampai ke pelosok agar pendidikan tidak terpusat di kota saja, tetapi masyarakat pelosok pun bisa menikmatinya. Jika daerah pelosok sudah terdapat sekolah – sekolah, langkah selanjutnya adalah pemerataan kualitas. Kualitas lebih baik daripada kuantitas. Tidak ada gunanya kita mendirikan banyak sekolah tetapi kualitas pendidikannya rendah. Jangan hanya di daerah kota saja kita bisa mendapatkan pendidikan yang berkualitas, masyarakat pedalaman punya hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas, sepertu yang termaktub dalam Bab IV Pasal 5 ayat 1 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan, "Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu." Pemerintah juga tidak perlu repot – repot mendatangkan tenaga pengajar dari luar negeri, karena sesungguhnya tenaga pengajar yang ada di negeri kita sudah bisa bersaing dengan tenaga pengajar asing. <br />
<br />
Mungkin yang perlu dicontoh dari negara – negara maju adalah sistem pendidikannya, agar pendidikan kita tidak katrok, tidak kuno atau tidak tradisional. Karena pendidikan sangat dinamis, dapat berubah sesuai tuntutan zaman. Pendidikan sangatlah penting bagi kita sebagai individu maupun bagi negara. Tidak ada suatu negara maju tanpa diimbangi dengan pendidikan yang berkualitas. Oleh karena itu, peran pemerintah sangat penting agar aset negara yang bernama pendidikan ini bisa bersaing dengan negara – negara maju.Fiqi Karimul Haqqihttp://www.blogger.com/profile/06268087917385699309noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8065227042964567711.post-84990940138530842682010-04-11T18:06:00.000-07:002010-04-11T18:08:48.972-07:00RTAR XXV06 April 2010 <br /><br />Sebagai sebuah organisasi, regenerasi adalah suatu hal yang penting demi kelangsungan hidup sebuah organisasi. Tanpa adanya proses regenerasi, sebuah organisasi tidak akan bertahan lama. Begitu juga PMII, khususnya PMII Rayon Ekonomi Universitas Jember, yang telah mengadakan acara penting untuk proses regenerasi kepengurusanya. Acara tersebut biasa disebut RTAR (Rapat Tahunan Anggota Rayon). RTAR PMII Rayon Ekonomi ini telah menginjak usia yang ke-25, artinya PMII Rayon Ekonomi telah berganti kepengurusan selama 25 kali. Itu menandakan bahwa PMII Rayon Ekonomi masih tetap eksis dalam era globalisasi ini.<br /><br />Di dalam RTAR ini, kita akan menemukan banyak ide dan gagasan untuk membangun PMII Rayon Ekonomi lebih maju. Tujuan utama RTAR ini dilaksanakan bukan hanya sebagai regenerasi kepengurusan saja, tetapi juga agar anggota atau kader-kader PMII Rayon Ekonomi mempunyai pemikiran-pemikiran yang kritis dan cemerlang untuk PMII Rayon Ekonomi ke depannya. Oleh sebab itu, tidak salah jika RTAR ini disebut sebagai forum demokrasi atau miniatur demokrasi karena dalam acara tersebut banyak terjadi pertarugan ide dan gagasan untuk membawa PMII Rayon Ekonomi ke arah yang lebih baik.<br />Dalam forum demokrasi ini, nantinya akan di bahas sidang-sidang, seperti : sidang tata tertib RTAR, sidang LPJ, sidang komisi, sidang pleno komisi, sidang tata tertib pemilihan, dan yang terakhir dan yang paling ditunggu-tunggu adalah proses pemilihan ketua umum yang baru.<br /><br />Sidang Tata tertib RTAR akan membahas tentang tata tertib RTAR, di dalam sidang ini akan diputuskan mekanisme-mekanisme secara teknis atau biasa disebut kontak forum agar acara RTAR ini berjalan dengan lancar dan tertib. Setelah sidang tata tertib RTAR, sidang berikutnya adalah sidang LPJ. Dalam sidang inilah, pengurus harus mempertanggung jawabkan kepengurusannya selama satu periode kepengurusan. Peserta sidang nantinya akan di beri kesempatan bertanya kepada pengurus. Dalam hal ini biasanya pengurus ketar-ketir karena apakah Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ)nya diterima ataukah di tolak. Yang berhak menerima atau menolak adalah peserta sidang, melalui musyawarah mufakat. Setelah sidang LPJ selesai, berlanjut ke sidang komisi. Di sidang komisi ini, kita akan di bagi beberapa kelompok untuk merekomendasikan apa saja yang telah diputuskan dalam komisi masing-masing. Pembentukan komisi disesuaikan dengan kebutuhan. Dalam RTAR XXV ada 6 komisi, yaitu : komisi kaderisasi, komisi keislaman, komisi pengembangan wacana, komisi gerakan, komisi keorganisasian, dan komisi rekomendasi. Setelah sidang komisi selesai, sidang selanjutnya adalah sidang pleno komisi. Dalam sidang ini, semua komisi disatukan dalam satu forum untuk merekomendasikan apa saja yang telah dirumuskan oleh komisi masing-masing, apakah nantinya akan disetujui atau tidak. Sidang pleno komisi ini akan merumuskan usulan-usulan dari semua komisi, dan yang nantinya akan menjadi rekomendasi untuk rayon kedepan. Sidang selanjutnya adalah sidang tata tertib pemilihan, dalam sidang ini akan membahas mengenai tata cara pemilihan untuk menjadi ketua umum. Setelah sidang tata tertib pemilihan, kita akan sampai pada puncak acara, yaitu : pemilihan ketua umum.Fiqi Karimul Haqqihttp://www.blogger.com/profile/06268087917385699309noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8065227042964567711.post-36116326953421875832010-04-11T18:02:00.000-07:002010-04-11T18:06:13.318-07:00MASA DEPAN PMII RAYON EKONOMI06 April 2010<br /><br />RTAR XXV PMII Rayon Ekonomi Universitas Jember telah usai. Kepengurusan periode 2009/2010 yang di pimpin oleh sahabat Anjar Prasetian telah berakhir masa purna baktinya. Kini saatnya PMII Rayon Ekonomi membuka lembaran baru. Lembaran dimana kepengurusan periode 2010/2011 dibawah komando sahabat M. Subahillah yang akan membawa masa depan PMII Rayon Ekonomi ke depan.<br /><br />Sesuai dengan salah satu visi dan misi saat prosesi debat kandidat, yaitu akan menjadikan PMII Rayon Ekonomi sebagai episentrum gerakan, di Jember pada khususnya, dan di luar Jember pada umumnya. Jika kita sejenak berpikir lebih dalam lagi, sunggguh visi dan misi ini sangat baik bagi PMII Rayon Ekonomi ke depan. Untuk menjalankan visi dan misi itu, tidak hanya membutuhkan pengurus yang solid, tapi juga anggota atau kader yang kompak.<br /><br />Tapi bila kita melihat pada realita, tentu visi dan misi ini sangatlah membutuhkan perjuangan ekstra untuk menjalankannya. Seperti yang kita ketahui, banyak sekali anggota atau kader PMII Rayon Ekonomi satu per satu yang mulai mrotoli (meninggalkan) tanpa alasan/sebab yang jelas. Kurangnya ikatan emosional di antara anggota maupun kader, sehingga menyebabkan anggota atau kader PMII Rayon Ekonomi kurang loyal dan solid. Ini terbukti dengan terjadinya konflik dalam angkatan. Adanya anggota atau kader yang membelot dan menjadi duri dalam daging dalam tubuh organisasi PMII, khususnya PMII Rayon Ekonomi.<br /><br />Dalam sebuah organisasi, kita membutuhkan anggota atau kader yang tidak hanya solid dan loyal, tetapi juga anggota atau kader yang militansi. Ini berguna agar anggota atau kader PMII, khususnya PMII Rayon Ekonomi tidak hanya jago kandang, tetapi juga mampu berbuat banyak untuk masyarakat Jember pada khususnya, dan masyarakat luar Jember pada umumnya. Jika hal itu sudah dilakukan oleh PMII Rayon Ekonomi, dengan semangat tangan terkepal dan maju ke muka, bukan tidak mungkin lagi visi dan misi yang digagas oleh ketua umum kita yang baru akan tercapai.<br /><br />SELAMAT ATAS TERPILIHNYA KETUA UMUM PMII RAYON EKONOMI UNIVERSITAS JEMBER PERIODE 2010/2011.<br /><br />SEMOGA SAHABAT M. SUBAHILLAH SEBAGAI KETUA UMUM PERIODE 2010/2011 BISA MEMBAWA MASA DEPAN PMII RAYON EKONOMI LEBIH BAIK DARI PERIODE SEBELUMNYA SESUAI DENGAN VISI DAN MISI YANG DIGAGASNYA. AMIEN………!!!<br /><br />SALAM PERGERAKAN……!!!!!!!!!!Fiqi Karimul Haqqihttp://www.blogger.com/profile/06268087917385699309noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8065227042964567711.post-36078718090301498672010-04-11T17:59:00.000-07:002010-05-10T06:37:59.404-07:00KORUPSI, LAGI -LAGI KORUPSI......!!!!8/4/’10<br /> <br />Awas! Bahaya laten korupsi.<br /><br />Siapapun boleh naik….korupsi harus turun!<br /><br />Itulah kalimat yang tertulis dalam stiker yang digunakan oleh KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) untuk mengampanyekan pemberantasan korupsi. Mungkin kita sering mendengar, melihat atau membaca kalimat tersebut di jalan – jalan, di perpustakaan, di sekolah/kampus, atau mungkin di helm pengendara sepeda motor. Mendengar kata korupsi, sudah tidak asing lagi bagi kita. Dari zaman Belanda sampai sekarang, korupsi sering terjadi dan merajalela di Indonesia. Bagai sel kangker ganas yang menyerang dan merusak bagian tubuh yang masih sehat dan butuh perawatan super intensif untuk menyembuhkannya. Bukan hanya perekonomian negara kita yang terkena imbasnya, tapi juga nama baik negara kita menjadi tercemar di mata dunia. Sebagaimana negara yang mayoritas penduduknya beragama dan berpendidikan,semestinya kita harus malu dengan keadaan tersebut. Apakah itu yang di ajarkan oleh agama kita??? Apakah itu yang didapatkan dalam sistem pendidikan kita???<br /><br />Di media cetak maupun media elektronik, kita juga sering bahkan setiap hari mendengar, melihat atau membaca tentang kasus tindak pidana korupsi. Mulai dari yang paling mencuri perhatian publik seperti kasus Bank Century, sampai yang paling fenomenal yaitu kasus korupsi yang dilakukan oleh pegawai Direktorat Jenderal Pajak, Gayus HP Tambunan. Bagaimana mungkin bank dengan aset kecil, bisa merugikan negara sampai Rp 6,7 triliun sehingga berdampak sistemik bagi perekonomian negara kita. Dan tidak masuk akal juga seorang pegawai Dirjen Pajak golongan IIIA bisa mencuri uang negara sampai merugikan lebih dari Rp 25 miliar jika tidak ada main dengan pihak lain. Mungkin kita masih ingat dengan kasus seorang jaksa yang bernama Urip Tri Gunawan yang terlibat kasus suap. Sangat memprihatinkan bila ada penegak hukum yang terlibat kasus korupsi. Itu menandakan bahwa hukum di negara kita dapat diperjual belikan. Jika hukum di negara kita sudah bobrok seperti itu, mau jadi apa negara kita??? Kobobrokan inikah yang nantinya akan diwariskan kepada anak cucu kita??? Bukan hanya itu saja, mungkin kita sudah tidak asing lagi dengan kasus korupsi yang di lakukan oleh anggota DPR RI atau DPRD di negara kita ini. Lagi – lagi kita dibuat emosi dengan kejadian tersebut. Bagaimana bisa seorang anggota DPR RI/DPRD tega melukai hati rakyatnya dengan melakukan praktek korupsi. Tega menghianati amanah yang di berikan oleh rakyat/masyarakat, yang pada saat kampanye di elu – elukan dan diharapkan bisa membawa perubahan bagi negara kita tercinta ini. Tapi apa yang mereka lakukan tidak sebanding dengan hasil yang diterima/ didapat oleh masyarakat/rakyatnya.<br /><br />Upah/gaji serta tunjangan yang minim dan ditambah lagi dengan harga kebutuhan sehari – hari yang semakin melonjak. Hal itulah yang membuat siapa saja yang tidak mempunyai iman yang tangguh, akan melakukan tindak pidana korupsi. Hal ini jugalah yang sering dijadikan alasan bagi seorang koruptor kelas teri. Tapi bagi koruptor kelas kakap, mungkin tidak berlaku alasan tersebut. Seperti yang kita ketahui anggota DPR RI/DPRD telah di beri gaji dan tunjangan yang sangat memadai. Tapi mengapa mereka masih saja melakukannya??? Apakah mereka tidak mengetahui bahwa mereka bekerja untuk rakyat??? Dan apakah mereka tidak sadar bahwa yang mereka korupsi adalah uang rakyat???<br /><br />Inilah dampaknya bila kita setengah hati dalam menegakkan hukum. Di bangku sekolah, kita juga sudah di ajarkan bahwa negara kita adalah negara hukum, yang artinya tidak ada pembedaan di mata hukum, semua dipandang sama di hadapan hukum, tidak membedakan etnis, SARA, kedudukan maupun jabatan dan semua warga harus taat dan patuh terhadap hukum. Melihat realita tersebut, sudah sepantasnyalah kita meniru China, yang mau mengambil langkah tegas dan berani untuk memberantas korupsi dengan menghukum mati para koruptor. Tetapi salama negara kita masih dihuni oleh mafia/makelar kasus (markus) , maka tidak ada gunanya juga kita meniru langkah – langkah yang dilakukan oleh China. Semua percuma dan hanya sia – sia saja karena sebelum meniru langkah – langkah yang di ambil oleh China tersebut, kita harus membenahi dulu sistem peradilan kita, tatanan hukum, dan penegak hukum negara kita, agar di kemudian hari sistem peradilan dan penegak hukum kita kebal dengan apa yang menjadi momok selama ini dalam negeri kita ini, yaitu KKN.<br /><br />Tidak hanya mengandalkan penegak hukum dan sistem peradilan saja kita bisa memberantas korupsi, tetapi semua elemen masyarakat juga harus turut wajib membantu, khususnya mahasiswa. Mahasiswa mempunyai fungsi penting bagi masyarakat, yaitu sebagai agent of change dan agent of control. Maksudnya adalah mahasiswa mempunyai peran penting sebagai agen pembawa perubahan dan agen pengontrol kebijakan – kebijakan pemerintah agar tercipta masyarakat yang adil dan sejahtera. Sebagai agent of change dan agent of control, kita juga harus bisa memilah dan memilih, kebijakan – kebijakan apa saja yang telah dikeluarkan/dibuat oleh pemerintah yang nantinya dapat memberikan efek positif bagi masyarakat, sehingga akan tercipta perubahan yang positif pula di dalam negeri ini. Selain mahasiswa, pemuka agama juga menempati posisi sentral dalam proses pemberantasan korupsi. Seperti yang kita ketahui, negara kita adalah negara beragama yang setiap agama pasti mengajarkan kebaikan. Oleh karena itu, para pemuka agama di harapkan bisa memberikan pencerahan bagi umatnya bahwa melakukan sesuatu yang merugikan orang lain dan masyarakat luas itu tidak baik, khususnya melakukan praktik korupsi. Sehingga nantinya akan tercipta hubungan yang ideal antara Sang Pencipta dan sesama yang kuat dan diharapkan nantinya dapat menekan angka korupsi yang semakin merajalela di negeri ini. Kita juga harus memberikan apresiasi khusus kepada sekolah-sekolah yang telah mengadakan kegiatan yang dapat melatih murid-muridnya untuk tidak melakukan tindak pidana korupsi, seperti kantin kejujuran, dll. Hal itu juga sangat membantu untuk menekan angka korupsi di negeri kita. Meskipun hal itu sangat efektif di lakukan di lingkungan keluarga.Semakin dini kita diperkenalkan akan bahaya korupsi, maka kita mempunyai andil mengubah kondisi negara kita ke arah yang lebih baik.<br /><br />Jika semua elemen masyarakat mau bergerak untuk menumpas korupsi dan dibantu dengan sistem peradilan serta penegak hukum yang kebal suap, maka sesuatu yang kita idam – idamkan selama ini akan segera tercapai. Sel kangker ganas yang bernama korupsi akan dapat segera kita sembuhkan dari tubuh ibu pertiwi kita.Fiqi Karimul Haqqihttp://www.blogger.com/profile/06268087917385699309noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8065227042964567711.post-87450212896693102452010-04-11T17:57:00.000-07:002010-04-11T18:13:30.310-07:00BEASISWA, SIAPAKAH YANG PANTAS MENERIMANYA……???7/4/’10<br /><br />Akhir-akhir ini biaya kebutuhan hidup semakin mahal, salah satunya adalah biaya untuk pendidikan. Dari tahun ke tahun biaya pendidikan di Indonesia semakin meroket tajam. Hal ini dibuktikan dengan semakin mahalnya harga buku, uang SPP yang tiap tahun selalu naik, dan masih banyak lagi lainnya. Dampak dari kejadian tersebut sangat di rasakan oleh berbagai kalangan, terutama “kalangan bawah” atau yang biasa disebut dengan kaum miskin. Tentu kita sudah sering melihat siaran berita di televisi, membaca berita di koran, atau bahkan mendengarkan siaran radio tentang meningkatnya angka putus sekolah karena tidak mampu membayar uang sekolah. Dan yang lebih menyedihkan lagi, ada pelajar yang sampai bunuh diri karena tidak mempunyai uang untuk membayar SPP. Sangat miris memang melihat kondisi tersebut. Di tengah era teknologi seperti ini, masih saja ada generasi muda kita yang tidak dapat dapat mengenyam pendidikan. Padahal pendidikan sangatlah penting bagi kita. Pemerintah juga telah mencanangkan program wajib belajar 9 tahun. Dengan pendidikan, kita dapat mengentaskan kemiskinan dan juga dapat meningkatkan derajat hidup kita.<br /><br />Untuk mengatasi semakin tingginya biaya pendidikan, maka pemerintah memberikan solusi untuk masalah tersebut. Salah satunya ialah dengan memberikan beasiswa. Seperti yang di amanatkan oleh Undang – Undang Dasar 1945 pasal 31, bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan (ayat 1) dan setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya (ayat 2).Tidak hanya pemerintah, kalangan swasta maupun organisasi atau yayasan yang bersifat sosial pun turut memberikan beasiswa untuk memajukan pendidikan di negeri ini.<br /><br />Menurut ensiklopedia, beasiswa (scholarship) adalah penghargaan berupa bantuan dana yang dibuat oleh sebuah lembaga untuk individu atau kelompok untuk membantu perkembangan pendidikan mereka. Jadi, beasiswa di berikan untuk menunjang pendidikan kita, agar dapat memacu semangat kita untuk belajar sehingga dapat menekan atau mengurangi angka putus sekolah. Biasanya, beasiswa diberikan kepada kaum yang kurang mampu atau kaum miskin untuk membantu meringankan beban/ biaya pendidikan yang semakin mahal seperti saat ini. Tetapi ada juga beasiswa yang diberikan kepada orang – orang yang berprestasi di bidangnya. Hal ini dilakukan agar orang tersebut dapat memperkaya ilmunya sehingga nantinya bisa memberikan sumbangsih atau dapat mentranformasikan ilmu yang didapatnya bagi kemajuan bangsa dan negara.<br />Dari penjelasan di atas, penulis akan membeberkan tentang realita penerimaan atau siapa – siapa saja yang berhak menerima beasiswa, khususnya yang terjadi di Universitas Jember. Di Universitas Jember (UNEJ) ada berbagai macam beasiswa yang dapat di ambil oleh mahasiswanya, seperti beasiswa PPA dan BBM.<br /><br />Untuk beasiswa PPA adalah beasiswa yang di berikan bagi para mahasiswa yang berpotensi atau mempunyai bakat khusus baik di bidang akademik, olahraga, kesenian, dll. Bagi mahasiswa yang mempunyai kemampuan lebih, bisa mengambil atau mengajukan beasiswa ini. Sedangkan untuk beasiswa BBM adalah beasiswa yang di berikan bagi kaum yang kurang mampu secara finansial. Untuk mahasiswa yang berasal dari keluarga tidak mampu dan mempunyai semangat yang tinggi untuk belajar, diperbolehkan mengajukan permohonan untuk mengambil beasiswa BBM.<br /><br />Tetapi bila merujuk pada realita, banyak sekali kejanggalan – kejanggalan terjadi, khususnya pada beasiswa BBM, seperti adanya ketidakberesan dalam tahap/proses penjaringan beasiswa tersebut. Hal ini berdampak dengan adanya mahasiswa yang mampu secara finansial, tetapi mendapatkan atau menerima beasiswa tersebut, begitu juga sebaliknya ada mahasiswa yang benar – benar tidak mampu secara finansial atau berasal dari kalangan bawah, tetapi tidak menerima beasiswa tersebut. Mengapa hal itu bisa terjadi??? Hal ini terjadi bisa saja karena terjadi permainan atau ada kedekatan dengan “orang dalam”, atau mungkin ada faktor – faktor lain.<br />Melihat kondisi tersebut siapakah yang wajib bertanggungjawab??? Pihak yang mengurus beasiswa tersebut ataukah ada oknum – oknum lain??? Atau mungkin, pihak mahasiswa yang secara financial mampu tetapi masih tetap mengambil apa yang bukan menjadi haknya???<br /><br />Untuk menemukan jawaban dari persoalan di atas, terlebih dahulu kita harus mengintrospeksi diri kita masing – masing. Sebagai kaum yang beragama, pantaskah kita menerima atau mengambil sesuatu yang bukan menjadi hak kita??? Apakah kita mau dituduh atau disamakan dengan pencuri atau maling yang mengambil barang /sesuatu yang bukan kepunyaan kita???<br /><br />Astagfirullah, astagfirullah al adziim……Fiqi Karimul Haqqihttp://www.blogger.com/profile/06268087917385699309noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8065227042964567711.post-78924464698762166442010-04-11T17:40:00.000-07:002010-04-11T18:15:30.632-07:00Dampak Positif Adanya PLTN terhadap Perekonomian Negara<meta equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"><meta name="ProgId" content="Word.Document"><meta name="Generator" content="Microsoft Word 11"><meta name="Originator" content="Microsoft Word 11"><link rel="File-List" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CQueen%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C03%5Cclip_filelist.xml"><o:smarttagtype namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags" name="City"></o:smarttagtype><o:smarttagtype namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags" name="country-region"></o:smarttagtype><o:smarttagtype namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags" name="place"></o:smarttagtype><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" latentstylecount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if !mso]><object classid="clsid:38481807-CA0E-42D2-BF39-B33AF135CC4D" id="ieooui"></object> <style> st1\:*{behavior:url(#ieooui) } </style> <![endif]--><style> <!-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:Century; panose-1:2 4 6 3 5 7 5 2 3 3; mso-font-alt:"Calisto MT"; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:roman; mso-font-format:other; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:3 0 0 0 1 0;} @font-face {font-family:Calibri; mso-font-alt:"Century Gothic"; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:swiss; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:-1610611985 1073750139 0 0 159 0;} /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-parent:""; margin-top:0cm; margin-right:0cm; margin-bottom:10.0pt; margin-left:0cm; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:Calibri; mso-fareast-font-family:Calibri; mso-bidi-font-family:"Times New Roman";} @page Section1 {size:612.0pt 792.0pt; margin:72.0pt 90.0pt 72.0pt 90.0pt; mso-header-margin:36.0pt; mso-footer-margin:36.0pt; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} --> </style><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin:0cm; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0400; mso-fareast-language:#0400; mso-bidi-language:#0400;} </style> <![endif]--> <p class="MsoNormal">MINGGU, 11 APRIL 2010</p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman";">Mati lampu atau terjadi pemadaman listrik yang di lakukan oleh PLN saat ini sering kali terjadi. Hal ini sering membuat masyarakat kecewa, terutama masyarakat yang sehari – hari membutuhkan listrik sebagai mata pencaharian mereka. Pemadaman listrik tidak hanya terjadi di satu daerah saja, tetapi juga di daerah lain secara bergantian atau bergiliran. Hal ini dapat merusak citra PLN sebagai satu – satunya perusahaan negara penyedia listrik. Hal tersebut dikarenakan PLN tidak bisa lagi menyediakan listrik yang memadai bagi masyarakat <st1:country-region st="on"><st1:place st="on">Indonesia</st1:place></st1:country-region>. Bagaimana hal ini bisa terjadi???<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman";">Terkait dengan rencana pemerintah yang tahun ini akan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), mungkin itu solusi untuk menjawab pertanyaan di atas. Seperti yang kita ketahui, di negara – negara maju, seperti Amerika Serikat, Jepang, Prancis, Jerman, dll. PLTN sudah ada atau sudah didirikan beberapa dekade yang lalu. Hal ini di karenakan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di nilai sebagai alternatif untuk menjawab masalah kelangkaan listrik yang terjadi pada negara kita. Memang untuk membangun PLTN dibutuhkan dana yang jauh lebih besar dibandingkan dengan pembangkit listrik lainnya (biaya pembuatan PLTN 30% - 100% lebih mahal dari pembangkit listrik yang lain). Tapi dengan biaya yang besar, keuntungan yang kita dapat juga tak kalah besar. Hal ini juga dapat dijadikan sebagai ladang bisnis bagi <st1:country-region st="on"><st1:place st="on">Indonesia</st1:place></st1:country-region> untuk menarik investor asing. Karena pembangunan PLTN sangat prospek di <st1:country-region st="on">Indonesia</st1:country-region>, apalagi <st1:country-region st="on"><st1:place st="on">Indonesia</st1:place></st1:country-region> masih belum pernah menggunakan teknologi canggih seperti yang digunakan oleh negara – negara maju. Hal ini dapat kita digunakan sebagai media tranformasi teknologi untuk membangun <st1:country-region st="on"><st1:place st="on">Indonesia</st1:place></st1:country-region> lebih maju dan sejajar dengan negara barat lainnya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman";">Di lihat dari segi efisiensi, PLTN lebih efisien daripada pembangkit listrik lainnya. PLTN tidak membutuhkan bahan bakar minyak, yang saat ini haraganya melambung. Semakin melambungnya harga minyak, semakin melambung juga biaya produksinya. Sebagai informasi, bahan bakar minyak atau bahan bakar fosil merupakan energi yang tidak dapat diperbaharui. Jika bahan bakar fosil itu semakin sedikit atau langka, maka harganya akan bertambah mahal dan untuk mengadakannya lagi di butuhkan waktu yang sangat panjang. Efeknya, TDL ( Tarif Dasar Listrik) akan naik dan hanya akan menambah beban masyarakat. Memang ada pembangkit listrik yang tidak menggunakan bahan bakar minyak, seperti<span style=""> </span>Pembangkit Listrik Tenaga Angin, Pembangkit Listrik Tenaga Surya, dan Pembangkit Listrik Tenaga Air. Tetapi pembangkit - pembangkit tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor alam.<span style=""> </span>Apalagi saat ini alam tidak menentu atau tidak dapat diprediksi. Tentunya hal ini akan menyebabkan produksi listrik yang tidak menentu pula. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman";">Dengan di bangunnya PLTN juga akan berdampak positif bagi warga sekitar karena dapat membuka lapangan kerja baru dan dapat mengurangi angka pengangguran. Jika penganggguran dapat di tekan, itu berarti akan terjadi kesejahteraan bagi masyarakat sekitar karena dapat menggeliatkan kegiatan di sektor perekonomian. Bukan hanya masyarakat sekitar saja yang akan meraup keuntungan dengan di bangunnya proyek tersebut, tetapi juga seluruh masyarakat <st1:country-region st="on"><st1:place st="on">Indonesia</st1:place></st1:country-region> pada umumnya. Seperti yang kita ketahui, saat ini harga kebutuhan sehari – hari, <span style=""> </span>semakin hari semakin mahal. Oleh karena itu, dengan didirikannya PLTN, pemerintah dapat menekan biaya produksi, karena bahan bakar PLTN yang menggunakan uranium lebih murah daripada jika kita menggunakan bahan bakar minyak atau batu bara (1 gram uranium dapat menghasilkan energi panas yang setara dengan hasil pembakaran 4 ton bahan bakar batubara, dan 2 ton bahan bakar minyak bumi). Hal ini tentunya akan dapat menurunkan TDL, sehingga dapat mengurangi beban masyarakat. Jika hal itu dapat dilakukan oleh PLN, maka nantinya PLN akan mendapat respon positif dari masyarakat dan diharapkan akan berimbas pada bertambahnya pelanggan yang juga nantinya akan menambah laba atau income kepada negara. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman";">Nah, keuntungan tersebut dapat digunakan sebagai alternatif untuk menjadikan <st1:country-region st="on"><st1:place st="on">Indonesia</st1:place></st1:country-region> bertambah maju. Alternative pertama, pemerintah dapat membangun PLTN baru untuk daerah – daerah terpencil yang masih belum pernah tersentuh oleh listrik. Yang kedua, pemerintah juga dapat mengganti pembangkit- pembangkit listrik non nuklir yang berbahan bakar<span style=""> </span>fosil untuk efisiensi biaya produksi dan dampak positif lainnya adalah dapat mengurangi efek gas rumah kaca.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; font-family: "Times New Roman";">Melihat realita yang terjadi di masyarakat, sepertinya pembangunan PLTN masih di anggap sesuatu yang menakutkan bagi mereka. Hal ini dibuktikan dengan adanya aksi penolakan terhadap proyek tersebut. Tapi itu merupakan hal yang sangat wajar terjadi, apalagi jika berbicara tentang efek samping dari proyek tersebut. Memang pernah terjadi kecelakaan kecil seperti yang terjadi di TMI, Amerika Serikat dan di <st1:city st="on"><st1:place st="on">Chernobyl</st1:place></st1:city>, Ukraina. Kejadian tersebut telah menelan ribuan korban jiwa. Tetapi hal itu disebabkan karena kesalahan manusia (human error). Hal ini dapat di atasi dengan melakukan perencanaan yang baik, pengawasan yang ketat, dan di dukung dengan tenaga yang ahli di bidangnya. Adakalanya kita berpikir untuk membuat perubahan demi negeri kita tercinta ini. Tetap optimis dan selalu berusaha adalah hal terbaik daripada memikirkan hal yang negatif yang akan menimpa kita karena sesungguhnya itu sudah menjadi ketetapan Yang Maha Kuasa.<o:p></o:p></span></p> Fiqi Karimul Haqqihttp://www.blogger.com/profile/06268087917385699309noreply@blogger.com2