Space Ads close

Sponsor Ads

Rabu, 04 Mei 2011

GENERASI MUDA, EKSISTENSIMU KINI...............

Kasus mencuatnya tentang kelompok radikal NII (Negara Islam Indonesia) begitu marak diberitakan. Apalagi yang menjadi incaran adalah generasi muda bangsa ini. Generasi yang nanti akan memegang kendali tongkat estafet kepemimpinan bangsa ini.

Seperti yang kita ketahui, dalam buku sejarah dan berbagai literatur lainnya, kaum / generasi muda sangat memegang kendali dalam setiap moment penting bangsa ini. Idealisme serta gejolak jiwa dan semangat berapi – api kaum muda mampu mewarnai sejarah bangsa ini.

Di mulai dari kemerdekaan banga ini, dengan idealisme dan semangat yang berapi – api, kaum muda pada waktu itu yang dipimpin Sukarni, dkk menculik Bung Karno dan Bung Hatta. Mereka mendesak agar segera mengambil langkah yaitu segera mempersiapkan kemerdekaan bangsa ini. Peristiwa tersebut akhirnya di kenal dengan peristiwa Rengasdengklok.

Bukan hanya itu saja, beberapa dekade setelah itu, sebagai warga pergerakan kita tentu kenal dengan Zamroni, Sofjan Wanandi, Cosmas Batubara, dkk yang di kenal dengan angkatan ’66. Sebagai kaum muda pada era itu, yang tergabung dalam KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia) mereka begitu gencar melakukan kritik kepada pemerintah pada waktu itu. Kondisi negara sangat kacau karena didukung oleh kondisi perekonomian yang porak poranda akibat hyper inflatio yang terjadi pada saat itu, serta berkembangnya parpol terlarang yaitu PKI dengan paham komunisnya. Puncak dari aksi mereka adalah mereka melaksanakan longmarch yang disertai dengan tuntutan yang dikenal dengan TRITURA (Tri Tuntutan Rakyat), yang berbunyi (1) bubarkan kabinet, (2) bubarkan PKI, (3) turunkan harga bahan makanan pokok. Walaupun hanya 2 dari 3 tuntutan tersebut yang berhasil dipenuhi oleh pemerintah yaitu, poin (1) dan (2). Hal itu menandakan bergaining position pemuda pada era tersebut begitu di perhitungkan oleh pemerintah. Sampai di situkah???

Tak berhenti disitu, tahun 1998, para pemuda kembali menorehkan sejarah. Kepemimpinan otoriterianisme Orde Baru mampu digulingkan. Tetapi peristiwa itu membawa tumbal yaitu tewasnya Elang Mulya Lesmana dan sejumlah mahasiswa Universitas Trisakti lainnya yang selanjutnya dikenal dengan peristiwa Trisakti. Dari semua itu, para pemudalah yang menjadi penggerak perubahan pada bangsa ini.

Dari terjajah sampai bebas merdeka, dari orde lama ke orde baru, dan orde baru sampai era reformasi saat ini. Lalu bagaimanakah pemuda saat ini????

Pemuda saat ini begitu dibuai dengan globalisasi yang akhirnya akan mengerucut pada westernisasi jika tidak disertai kedalaman pengetahuan agama dan kekokohan iman. Dengan kecanggihan teknologi pada era globalisasi ini yang dapat mengaburkan nilai – nilai kebangsaan, yang nantinya akan berujung pada hedonisme dan degradasi atau distorsi erosi moral pemuda Indonesia. Tak ayal jika saat ini muncul kelompok yang mempunyai fanatisme berlebihan terhadap agama tertentu yang akhirnya meruncing menjadi kelompok extremis kiri atau radikal. Tentu kelompok tersebut paham akan kondisi pemuda saat ini yang mulai kehilangan ghiroh kepemudaannya. Oleh karena itu, sangat gampang jika kelompok seperti NII melancarkan serangan doktrinasi kepada pemuda saat ini. Jika hal ini terus di biarkan, maka akan semakin suburlah kelompok – kelompok semacam NII dan generasi mudalah yang akan menjadi sasaran empuk kelompok tersebut.

Tentu kita tidak ingin generasi muda kita terpengaruh atau terjebak pada hal – hal yang dapat merusak nilai – nilai kebangsaan. Merusak nilai sakral yang terkandung dalam Pancasila. Wallahua’lam bissawab.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar